dongeng : “ TERDAMPAR DI NEGERI MIMPI “
Ini adalah kisah seorang anak laki-laki
yang pemberani, baik hati, suka berteman. Tidak ada yang ditakutinya di dunia
ini kecuali semua nasehat dan perintah dari ayah dan ibunya. Kata Ayahnya “kalau kita tidak berbuat
jahat tidak perlu takut”. Anak laki-laki ini
Namanya Lintang. Yang berarti “Bintang Bersinar Terang”.
Suatu siang sepulang
sekolah lintang kehilangan kunci rantai sepedanya, kemudian ia berkeliling
mencari dimana kunci itu berada, ia merasa kunci itu jatuh di sekitar
sekolahnya.
Sambil berkeliling
tiba-tiba ia melihat sesuatu yang bersinar di antara rerumputan. Tanpa rasa
takut ia mendekati benda itu dan berkata:
“wah apa ya ini… seperti
kunci rantai sepedaku yang memang kucari-cari….Tapi
kok besar sekali”
kunci rantai sepedanya
belum ditemukan
Ia pun duduk di atas sepedanya sambil memainkan
rantai sepeda dan tiba-tiba rantai sepedanya lepas
“wah aneh… rantai
sepedaku terbuka sendiri, padahal aku tidak berbuat apa2...uhm aneh amat
kejadian hari ini.
Ia genggam erat-erat
kunci itu, dan ia merasakan adanya getaran dalam dadanya. Ia pun mengayuh
sepedanya dengan kencang pulang kerumah dan tak sabar menceritakan kepada ayahnya
Lintang terduduk melihat kunci tersebut dan takjub dengan kejadian yang dialaminya
hari ini.
Semakin lama ia
pandangi kunci itu, kunci itu tampak bersinar… kilaunya indah sekali. Ia tidak
membuang waktu ketika ayah tiba dari kantor.
Jangan2 ini adalah
kunci kamu untuk melihat dunia. Kamu kan senang berpetualang… simpan kunci ini. Siapa tahu berguna…
Di dalam kamar, yang
hanya disinari lampu temaram, ia tidak dapat segera tidur… ia buka jendela
kamarnya sambil menggenggam kunci tua yang ia temukan sepulang sekolah ia
bergumam
“bulan purnama selalu
membuat bintang2 diatas menjadi begitu bercahaya … ah seandainya aku bias
terbang kesana…
Selesai bersenandung
tiba2 kunci dalam genggamannya bersinar terang sekali… lintang berteriak namun
tak ada yang mendengar…angina keras menerpa wajahnya .. makin lama makin keras…
berpegang pada meja belajarnya tampak sia-sia… karena tiupan angina
membutakannya …. untuk sesaat lintang tidak tahu dimana dirinya dan aaaah… dirinya terhempas di tumpukan
daun-daun kering tepat di depan pintu rumah
kayu ….
Waaah… angina apa
yang tadi mampu mengangkat tubuhku… dimana ini ya…
Sayup sayup ia
mendengar suara tangis dari dalam rumah kayu itu… lintang mencoba mengetuk
pintu dan mengucapkan salam…
selamat siang bapak,
saya litang… saya dating kemari dan mendengar ada suara tangis dari dalam
rumah… ada apa pak?
PErkenalkan, nama
saya bapak tongkat baja, keluarga kami terdiri dari ibu tongkat sapu, bibi
tusuk gigi, paman penggiling roti , pinsil merah serta si kembar korek api ….
Tadi yang menangis
siapa? Apa adik kembar ini?
Ah… kl si kembar ini
sih memang agak cengeng, tidak boleh melihat kakaknya sedih , mereka yang
menangis. Kakaknya ini si pinsil merah yang sedang sedih…
Iya… aku sedih karena
teman temanku sesame pensil banyak yang disia-siakan oleh pemiliknya… aku mau
membantu mereka untuk kabur dari kota…massa, temen2ku sudah nggak diserut lagi,
kemudian dibuang sembarangan… ada juga yang diperlakukan semena-mena… masih
bias di gunakan tapi terus saja diserut, serutannya di biarkan sembarangan, di
bawah meja, di lantai, kelasnya kan jadi kotor… disekolahan anak-anak itu
selalu membawa pensil lebih dari satu… tapi terus dibuang karena bosan… karena
mereka mempunyai pinsil yang baru… kesel kan temen-temenku
Lintang bias
merasakan kesedihan si pinsil merah dan teman-temannya, walaupun bingung juga
kenapa kelompok pinsil ini begitu kesal dengan anak-anak. Lintang kemudian
meminta pensil merah untuk mengumpulkan teman-temannya kembali, lintang
berencana kekota bersama pinsil yang sedih hati. Pada hari yang ditentukan
berkumpullah semua pinsil2 teman pinsil merah di pinggir hutan. Mereka terlihat
sangat lelah dan kusam. Ada pakaiannya yang compang-camping, ada yang kurus,
dan banyak yang tidak terawatt…. Haah.. .benar-benar menyedihkan… mereka tampak
sedih dan … dan.. sekaligus marah…
teman-teman/… aku
lintang yang akan membantu kalian… tapi
sebelumnya aku ingin dengan cerita dari kalian.. gimana sih cerita
anak-anak sekolah itu emperlakukan kalian …
(1) aaah… kamu pasti sama saja seperti mereka,
anak2 sekolah yang sering membuang kami… ga usah Bantu deh… udah… kamu juga
teman2 mereka di kota kan..
Sebuah pensil yang tampak lebih besar dari yang lain tampak tidak senang
dengan kedatangan lintang bagi mereka semua anak sekolah sama saja.
(2) Teman2 aku juga sudah bilang kepada
lintang… kita mau kabur aja dari tempat tinggal anak-anak sekolah itu dan
mengajak teman-teman yang masih di took-toko dan di hutan-hutan untuk kembali
ke hutan … biar kapok semuanya. Kalau tidak begitu anak2 tidak tahu gimana
kalau di dunia tidak ada pinsil, dengan apa mereka akan belajar.
(3) Yaah… kamu piker, sebagai anak sekolah,
kamu bias sembarangan dengan kami… kami semua marah dan sedih karena berpisah
dengan ayah dan ibu kami di hutan. .. ayah ibu kami sudah menjadi tongkat sapu,
tusuk gigi, hingga meja makan… kami rela berpisah dengan ayah dan ibu… asalkan
anak sekolah itu menggunakan kami dengan benar, untuk belajar agar bias pandai
… eeeeh tapi nyatanya kalo ada pensil baru kami dilupakan deh…
(4) Iya… ada juga anak-anak yang terus menerus
menyerut kita untuk terus menerus tajam… sampai kita pendek… lalu dibuang,
sampah serutannya di taro sembarangan lagi… di laci meja, di lantai… uuuh…
mereka semua memang jorok..
Jangan gitu dong… kalian ga ada, anak2 sekolah menulis
dan menggambar dengan apa..
(5) Terus apa urusan dengan mereka, emang kita
pikirin ya… mereka aja nggak pernah pikirin kita… pokoknya sampai besok pagi
anak-anak itu ga ada yang minta maaf dengan kita… kita semua nggak mau dipake
untuk menulis… kita semua akan kabur ke dalam hutan
(6) Lintang kamu tau nggak sih… hutan tempat
tumbuh pohon pulai, udah mulai gundul… pohon pulai itu adalah pohon dimana
kitakita pinsil ini berasal, kalau pohon pulai mati dan kita-kita pinsil tidak
digunakan dengan baik. Lama-lama nggak akan
ada lagi pinsil2 baru di negeri ini…
(7) Pokoknya kita mau kabur aja… jangan cari
kita lagi ayo… pensil merah, kita ajak teman2 kita lari.. dari toko dari rumah, dari sekolah sekolah
Eh…
tunggu dulu, biar aku lihat ke hutan dulu ya… kl benar sudah gundul, kita cari
jalan keluar lain…
lintang berlari kea rah hutan dan
….ternyata benar… pohon-pohon pulai sebagai bahan baku pensil telah
terkulai
“aduuuh.. gundul, gundul … benar kata pensil
merah… duuuhhh gimana nih… ga mungkin dalam semalam menananm pohon trus jadi
lebat … duh gimana ya…. Ah aku harus kembali ke tempat pensil2 itu sebelum
mereka menghilang...
Tapi
lintang sudah tidak menemukan lagi pensil merah dan teman-temannya… lintang
mencari2 mereka di setiap sekolah … dan benar saja, setiap anak sekolah
kehilangan pensilnya, di setiap sekolah mulai terjadi keributan, karena
anakanak saling menyalahkan satu sama lain dan semua mulai menangis karena
kehilangan pensilnya.. anak sekolah, guru, dan semua orang yang membutuhkan
kehilangan pinsil kesayangnan mereka… lintang kemudian ke pasar-pasar… ternyata
di semua toko-toko tidak ditemukan sebatangpun pensil yang dijual…
Lintang akhirnya kembali ke rumah pinsil
merah dan bertemu orang tuanya…
lintang, bapak tau dimana mereka biasanya
berkumpul….
Baiklah, mengapa kita
tidak menyusul mereka dan meminta mereka kembali ke tempat masing-masing…
Mereka sudah marah
besar… harus ada yang melakukan sesuatu dengan tindakan nyata
Kamu tahu… betapa
sulitnya sebuah pohon untuk tumbuh dan besar, namun kemudian belum begitu besar
sudah ditebang…dan kemudian dibentuk menjadi aneka kebutuhan manusia.. kl semua
pohon ditebang tanpa ada yang menanam kembali, bukan hanya kami saja yang
sedih… tapi manusiapun akan kehilangan benda benda dari kayu dan lingkungan
alam ini akan rusak…
Lintang mendengarkan
penjelasan bapak tongkat baja dengan seksama.. .kemudian
Baiklah… aku akan
mencari bibit pohon dan menanamnya di hutan…
Kamu memang anak yang
baik, lintang …
Ibu tongkat kayu
mengumpulkan seluruh negeri kayu untuk bersama-sama menanam pohon di hutan…
semua nya bergotong royong menananm pohon…
Pensil kayu dan
teman-nya mana ya…?
Tenang saja mereka
akan keluar dari persembunyiannya karena mendengar keramaian disini…
kemudian lintang
tersenyum dan menemukan ide.. ia bersenandung sambil terus menananm pohon… suara
lintang yang merdu dan diikuti oleh suara rakyat di negeri kayu terdengar
sampai ke penjuru negeri kayu…
Suara apa itu…
seperti suara bapak dan ibuku… mereka bernyanyi… pasti karena sedang senang..
ada apa ya…
iya ya… aku juga
mendengar suara kakek dan nenek ku… sepertinya suara itu berasal dari hutan
yang gundul… ada apa sih sebenarnya… kita kesana yuk…
Berbondong-bodong
pinsil merah dan teman-temannya keluar dari tempat persembunyian menuju ke
hutan… didapatinya disana semua rakyat negeri si kayu sedang menanam bibit
pohon.. tampak pucuk daun yang hijau keluar dari tanah yang gundul. Membuat
keindahan alam mulai tampak menghijau…
Kamu sedang apa
disini, ikut menanam pohon?
Iya pinsil merah, aku
sudah melihat betapa sedih dan susahnya kami manusia tanpa kehadiran pinsil,
anak-anak tidak bias belajar, aku tidak bias menggambar..,. coba kau lihat di
bumi sana, beribu anak2anak sedang menananm… mereka ingin memanggil kamu dan
teman teman kembali ke bumi…
Terima kasih
kawan-kawan, kau membangkitkan semangat teman2 ku dan membuat anak2 menyadari
perbuatannya, apalah jadinya anak-anak itu jika kau tak dating pasti kami tetap
enggan kembali kedunia dan mereka tidak akan dapat bersekolah, terima kasih ya
kawan..
Malam pun tiba dan
semua rakyat negeri kayu sudah kembali ke rumahnya, lintang melihat bintang
yang terang bercahaya.. aaaah.. bintangku sudah kembali bersinar terang…
tandanya negeri si kayu akan bahagia selamanya, dan pohon2 akan tumbuh dengan
subur… tiba tiba lintang merasakan tubuhnya ringan dibawa angina dan ketika
matanya dibuka… ia merasa kembali ke dunianya… bergegas ia membuka tempat
pensilnya dan berkata
Pensil merah, aku
tidak akan menyianyiakanmu lagi…
Negeri Mimpi yang Berkabut
Adik-adik tersayang,
kita masih melanjutkan cerita Lintang, setelah berpetualang di negeri kayu…
petualangan lintang berlanjut ketika melalui kunci ajaib yang ditemuinya ia
dibawa angin yang berhembus dan berada di sebuah rumah di negeri mimpi… Lintang
hendak keluar melihat keadaan sekitar rumah tersebut…
Ketika ia keluar,
tapi ternyata diluar sangat gelap, tidak ada bulan maupun bintang di langit…
Ada apa ini… kenapa
semua sangat gelap, ini pagi atau malam hari sih… rasanya tadi malam aku tidur,
tapi kok malam lagi sih…
Tidak didapati keindahan
alam yang biasanya ia lihat di negeri mimpi, Mana warna-warni indahnya
bunga-bungaan, mana hijaunya rumput yang menghijau di sepanjang bukit…
Hmmm… ini pasti ulah
dewa gelap yang buta warna itu … huh, sebel aku…Dewa gelap selalu menjadikan
negeri mimpi menjadi wilayah kegelapan…
kenapa sih dia iri dengan negeri ini yang indah dengan air mengalir,
udara yang bersih dan tumbuhan
berwarnawarni… duh gimana nih… padahal aku butuh udara bersih… supaya sehat dan
bias melihat bintang di waktu malam….
Lintang termenung dan
memikirkan bagaimana caranya agar negerinya dapat kembali seperti sediakala…
tiba-tiba Lintang teringat pada seorang teman yang Lintang yakin dapat
membantunya…
Ya… aku harus menemui
peri warna… hanya ia yang mampu membuat negeri mimpiku jadi penuh warna… tapi
kan peri warna tinggal di puncak bukit warna-warni yang berada diseberang
padang sana… dan itu kan lumayan jauh… duuhh.. gimana ya… ah!! Demi
mengembalikan keadaan negeriku akan kutemui peri warna … ah disana sudah mulai
gelap… aku harus pergi sekarang sebelum semuanya menjadi benar2 gelap…
Pergilah Lintang
menuju bukit dimana peri warna tinggal… mengarungi padang yang pekat gelap dan
kelam… bau busuk yang menyengat hidung mereka… bunga2 yang kuncup layu
menghitam seperti terkena api…
Uuuuhhh.. bau banget…
pasti bunga dan daun2 yang menghitam ini yang mengeluarkan bau busuk …
lintang melihat ke
sekitar dan menemukan adanya kepulan asap hitam … lintang langsung teringat
akan asap hitam di bumi, asap hitam yang tidak hanya dihasilkan karena
pembakaran sampah, tetapi juga asap knalpot, hingga asap rokok yang mmbuat
polusi udara…
ketika lintang hendak
mendekati kepulan asap itu, tiba-tiba…
huahahauahu… siapa
yang berani masuk ke wilayahku… aku tidak takut, aku masih punya banyak sampah
dan tumbuhan yang dapat aku baker dan menjadikan negeri mimpi menjadi gelap dan
pekat.. heheheheahahahaeaaha
siapa yang berani menentang kekuasaanku… hei anak manis, mau kemana…
eh.. aku hanya
numpang lewat kok dewa gelap…. Daaaagh…
hahahahaahaha
berlarilah kamu dan janganlah berani menantangku… Gelap… gelaplah negeri mimpi…
biarlah udara hitam dan tidak akan
menari bunga2 di negeri ini…
dengan terengah-engah
Lintang berlari menjauhi kepulan asap itu menuju bukit dimana peri warna
tinggal
aku harus segera
pergi menemui peri warna.. dewa gelap tampaknya semakin menjadi jadi dan akan
menjadikan negeri ini gelap dan semakin pekat… uuhhh… udaranya semakin kotor
sekali… uhuk uhuk…
sesampainya di bukit warna warni … Lintang
melihat peri warna sedang duduk mencampur warna-warni dalam wadah2 yang
besarr….
Apa kabar Lintang… aku tahu engkau ingin
meminta bantuanku kan… aku dapat melihat lho dari sini… negeri mimpimu semakin
gelap dan menghitam… bau busuk asap pun sudah mulai tercium dari sini…
Tolong aku peri warna… jadikan negeri
mimpiku kembali berwarna
Lintang kamu memang anak pemberani, aku
bias lihat keberanianmu menyebrangi padang luas tempat dewa gelap berkuasa…
tapi aku akan membantu dengan syarat…
Syaratnya apa peri warna… apa yang harus
aku lakukan peri? Aku akan usahakan semampuku peri?
Aku sudah sering mengingatkan semua rakyat
negeri mimpi untuk tidak membuang sampah sembarangan, namun Rakyat negeri mimpi
selalu lupa untuk membuang sampah pada tempatnya, semakin banyak sampah yang
dibuang sembarangan, semakin dewa gelap akan gembira… karena dewa gelap akan
membakarnya yang dapat membuat negeri mimpi hitam berkabut… dan diatas
asap itulah dewa gelap menari2 bahagia… hm….
Tapi tuh kan, rakyat negeri mimpi selalu melupakan nasehatku… sekarang, aku mau
mereka berjanji untuk menjaga lingkungannya agar tetap bersih dari sampah dan
menjaga tumbuhan dengan baik…. Kamu siap?
Tolonglah negeri mimpiku… dewa gelap
semakin menjadi-jadi… sebagian negeri sudah semakin gelap dan kami semakin
sukar bernafas… karena tak ada udara bersih…
Baik-baik…
Lintang… aku akan angkat wadah warna-warni milikku dan kau lintang,
tolong ambilkan kuas besar di pjok sana… kita akan terbang dan mewarnai negeri
mimpimu… dan menghapuskan kekuatan dewa gelap…
Bersama peri warna Lintang terbang
menembus padang yang sudah mulai gelap… dari kejauhan, Diatas kepulan asap,
dewa gelap masih terus membakar sampah dan dedaunan serta ranting2 pohon…
kepulan asap menjadi semakin tinggi sekali…
Lintang… ayo… serahkan kuas itu kepadaku…
aku akan terbang ke atas dan mengecat negeri ini dengan warna-warni milikku…
Peri warna mulai terbang dan mengecat satu
persatu tumbuhan sambil bersenandung lagu yang merdu… rupa warna warni…
indah mewangi… bagai angina pagi… berhembus dan menari…
Dewa gelap yang meihat peri warna yang
mewarnai bunga dan rerumputan mulai cemas, ia mulai mencari apa saja untuk
dibakar… tapi… kekuatan peri warna ternyata lebih sakti… senandungnya membuat
seluruh rakyat negeri mimpi berbondong2 membawa kuas menuju padang yang luas…
mereka turut mengecat warna-warna di negeri mimpi… Dewa gelap tampak semakin
ketakutan, karena negeri mimpi tampak penuh warna
Uwoooi… kau peri warna.. tidak boleh menguasai
negeri mimpi.. aku akan membakar semua milikku, kalau perlu singgasanaku… yang
penting negeri ini tetap gelap dan berkabut…
Namun dewa gelap sudah mulai kewalahan… ia
mulai membakar semua miliknya, dan bahkan singgasananya… tapi asap yang ditimbulkan
tidak lagi berwarna hitam… kepulan asap langsung ditimpa warna dari kuas rakyat
negeri mimpi… asap hitam menjadi putih dan gelap menjadi berwarna…
Hilanglah pekat dari negeri ini… hilang
juga kekuasaanmu, dewa gelap…
Peri warna mulai menyiram dewa gelap
dengan warna warni dan terus bersenandung…
Hm… aku tahu warna yang cocok untukmu…
merah… ungu… sedikit hijau… dan ditambah kuning…
Tidak, kau jangan
buat aku berwarna… aku… benci warna …tidak…
Perlahan-lahan suara
dewa gelap makin lama makin kecil… dewa gelap akhirnya berubah menjadi bukit
batu yang hijau kelabu… kekuatannya lenyap karena seluruh singgasananya telah
habis terbakar… perlahanlahan angina berhembus dan wangi bunga2 mulai tercium,
Seluruh rakyat negeri mimpi bersorak bergembira…
Hore.. sekarang
negeri mimpi kembali berwarna… aku bias menikmati indahnya negeri mimpi
lagi,…. Terima kasih peri warna, kini
negeri mimpiku kembali bersih dengan udara yang sejuk… aku akan selalu teringat
nasehatmu untuk selalu menjaga lingkungan selalu bersih…
Mudah sekali
nasehatku, lintang… jangan buang sampah sembarangan… dan jangan baker sampah
sembarangan, apalagi membakar hutan dan lading asal-asalan… Lintang, ajarilah
teman-temanmu di bumi dan juga negeri mimpi untuk tidak membuang barang2 yang
masih bias dipakai… kuburlah sampahmu dan sebisa mungkin hindarilah membakar
sampah… aku tahu memang tidak mudah… tapi kalau dimulai sejak kecil, pasti akan
terbiasa… Aku pulang ya lintang… ingat ya… janjimu untuk selalu menjaga
lingkungan… dan tetaplah menjadi anak yang pemberani dalam membela kebenaran
dan melindungi alam..
Peri warna kemudian
tersenyum dan terbang kembali ke bukit warna warni …Lintang melambaikan
tangannya pada peri warna
Terima kasih peri
warna… aku akan menjaga lingkunganku di bumi, aku tidak ingin kejadian di
negeri mimpi terjadi pada bumiku…
Ketika malam tiba,
langit cerah bersinar karena bintang yang terang bercahaya, lintang tersenyum
dan mengambil kunci ajaibnya dari kantung celananya… perlahan ia menarik nafas
dalam2 dan terbuai oleh alunan angina malam yang mengangkatnya tinggi… tinggi…
tinggi… menuju bumi…
Saduran dari komik
EVA dan PINGITA PINGUIN
Ini adalah kisah tentang seorang anak
gadis yang pandai, cerdas dan suka berteman yang bernama Eva, Dia sangat suka
mempelajari sesuatu, terutama tentang computer. Dia juga senang mengkoleksi
boneka-boneka binatang. Di kamarnya terdapat banyak sekali boneka binatang
seperti jerapah, kucing, beruang, penguin dan masih banyak lagi. Tapi dia anak
yang penakut dan teledor. Eva mempunyai seorang sahabat bernama Gio, yang
pemberani, sabar dan juga cerdas. Gio tinggal tidak jauh dari rumah Eva.
Setiap kembali ke kamarnya, Eva selalu
mendapati computernya mati dengan sendirinya. Begitu juga dengan AC dan
lampunya. Sebenarnya apa sih yang sedang terjadi di rumah Eva… Suatu hari,
ketika sedang asik bermain computer di kamarnya tiba-tiba …
Kriiiiinggg….
Eva ada telepon dari temanmu, lekaslah
turun dan berbicara dengan temanmu, teriak Ibu Eva
Iya bu, aku segera
turun, jawab Eva
Halo... o.. gio, oia hampir saja aku lupa... ya udah,
ketemu di taman ya...
Ternyata Eva ada
janji dengan Gio temannya, bergegas Ia pergi
Comments
Post a Comment